Bagaimana AI Akan Mempengaruhi Pekerjaan, Tugas, dan Fungsi SDM?

Dickson Woo, Country General Manager dan Pemimpin Teknologi IBM Malaysia

Country General Manager dan Technology Leader IBM Malaysia Dickson Woo berbagi dengan HR Asia wawasannya mengenai dampak AI terhadap sumber daya manusia, dan bagaimana AI dapat meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya melalui integrasi AI dalam SDM.

Kecerdasan Buatan (AI) mengubah berbagai aspek kehidupan dan pekerjaan, tidak terkecuali fungsi sumber daya manusia (SDM). Organisasi-organisasi terkemuka menyadari dampak besar AI terhadap model bisnis, demografi tenaga kerja, dan perkembangan pengalaman yang diantisipasi oleh pelanggan dan karyawan

Namun, kebangkitan AI dibarengi dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai dampaknya terhadap lapangan kerja dan masyarakat. Saat ini kita melihat sifat ganda AI dalam SDM, baik peluang yang diciptakan maupun tantangan yang ditimbulkannya.

Di wilayah terdekat, pemerintah Malaysia, melalui TalentCorp dan lembaga lainnya, secara aktif mempelajari dampak digitalisasi dan AI terhadap tenaga kerja. Hal ini melibatkan identifikasi keterampilan dan pelatihan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan

teknologi ini. Pemerintah bertujuan untuk membina, menarik, dan mempertahankan tenaga kerja yang mampu memanfaatkan AI untuk pertumbuhan ekonomi.

Terlebih lagi, peluncuran program pemerintah seperti ‘AI untuk Rakyat’ menandakan komitmen negara untuk menerapkan AI di berbagai sektor, termasuk SDM. Inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk mempromosikan literasi dan integrasi AI di semua tingkatan, memastikan bahwa manfaat AI didistribusikan secara luas kepada masyarakat.

Pertanyaan kritisnya adalah bagaimana AI akan mengubah sifat pekerjaan, peran apa yang akan mengalami perubahan paling signifikan, dan jangka waktu transformasi tersebut. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dapat membantu memberikan informasi bahwa pekerja perlu meningkatkan keterampilannya, untuk menentukan jalur karier dalam peran yang lebih menarik yang muncul di bidang SDM.

Hilangnya Pekerjaan atau Penciptaan Lapangan Kerja?

Meskipun ada kekhawatiran mengenai hilangnya pekerjaan, AI juga menghasilkan peran baru yang bernilai lebih tinggi dalam SDM.

Misalnya, peran “ilmuwan berbakat” menggabungkan sumber daya, psikologi organisasi industri, dan AI untuk menganalisis data, mengidentifikasi talenta terbaik, dan memprediksi kesuksesan—semuanya dengan cara yang menarik bagi para kandidat. Peran ini memadukan ilmu data dengan seni sumber daya SDM tradisional, sehingga menghasilkan hasil perekrutan yang lebih dapat diprediksi.

Secara keseluruhan, studi global tahunan terhadap 3.000 CEO dari lebih dari 30 negara dan 26 industri menemukan bahwa di ASEAN, 47% CEO ASEAN yang disurvei mengatakan bahwa mereka sedang merekrut posisi-posisi AI generatif yang tidak ada pada tahun lalu, dan 44% memperkirakan akan mengurangi atau memindahkan tenaga kerja mereka dalam 12 bulan ke depan karena AI generatif.

Praktik Terbaik: $1,6 Miliar Tercapai dalam Produktivitas dengan Otomatisasi & AI

Saat ini, AI merevolusi SDM dengan memungkinkan kontribusi yang lebih strategis, seperti daya tarik kandidat, perekrutan, pembelajaran, kompensasi, manajemen karier, dan dukungan.

AI meningkatkan proses rekrutmen dengan mencocokkan keterampilan dengan peran, memprediksi kesuksesan di masa depan, dan memperkirakan waktu untuk mengisi lowongan. Kemampuan ini

mengubah SDM dari fungsi administratif menjadi mitra strategis yang mengatasi tantangan bisnis yang penting.

Pengalaman IBM dengan AI di bidang SDM menawarkan wawasan yang berharga. Dengan menjadi “Client Zero” miliknya sendiri, IBM telah mencapai penghematan biaya dan peningkatan produktivitas yang signifikan. Integrasi AI generatif dan otomatisasi telah menghasilkan pengurangan biaya operasional SDM sebesar 40%. Secara keseluruhan, penyematan AI dan otomatisasi di seluruh fungsi bisnis telah menghasilkan produktivitas sebesar $1,6 miliar.

Mengatasi Bias dan Pertimbangan Etis

Meskipun AI menjanjikan pengurangan bias, desain dan implementasi yang cermat sangatlah penting. Perusahaan yang mengembangkan sistem AI dan pihak yang menerapkannya harus mewaspadai potensi bias dan berupaya secara aktif untuk memitigasinya. Penerapan AI dalam rekrutmen, misalnya, dapat mengubah pola pikir kandidat dengan merekomendasikan peran berdasarkan keterampilan, bukan faktor demografi seperti gender atau etnis.

Membangun aplikasi AI yang efektif dan tidak memihak memerlukan kolaborasi antara pakar konten dan tim pembelajaran mesin. Keberagaman pemikiran sangat penting untuk memastikan bahwa solusi AI bebas dari bias. Ketika AI menjadi lebih terintegrasi ke dalam operasi sehari-hari, tata kelola yang proaktif sangat penting untuk memastikan pengambilan keputusan yang etis, bertanggung jawab, transparan, dan dapat dijelaskan.

AI dalam SDM dan jalur ke depan

AI mentransformasikan SDM, menciptakan peluang baru sekaligus memberikan tantangan yang signifikan. Bagi organisasi, kunci untuk memanfaatkan AI terletak pada menyeimbangkan kekuatannya dengan batasan yang diperlukan untuk pelaksanaan yang dapat dipercaya. AI yang dipadukan dengan wawasan strategis dapat membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan kontribusi SDM terhadap keunggulan kompetitif organisasi.

Ketika AI terus mengubah lanskap SDM, organisasi harus memprioritaskan tata kelola, pembelajaran berkelanjutan, dan kemampuan beradaptasi. Dengan melakukan hal ini, mereka dapat mengatasi kompleksitas adopsi AI dan memanfaatkan potensinya untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi. Masa depan SDM di dunia yang digerakkan oleh AI menjanjikan masa depan yang dinamis, dengan fokus pada kontribusi strategis dan bernilai tinggi yang meningkatkan hasil bisnis dan pengalaman karyawan.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *